Jika berbicara sosok
beliau maka tidak bisa lepas dari kataTassawuf, dan siapa yang tidak kenal
beliau setiap orang membahas Tassawuf di daerah Puruk Cahu tidak
terlepasmenyebut nama beliau, waktu ane masih kecil setiap bulan ramadhan beliau sering datang dan ceramah di Masjid At-Taqwa Puruk Cahu setelah
sholat Subuh, masih terbersit di ingatanku tentang ceramah beliau tentang akal
dan Nafsu, setelah ane beranjak SMA ane baca2 buku copyan beliau karena bapak
ane termasuk murid beliau.... Lahir Di Puruk Cahu, 16 Agustus 1933. Putera ke
10 dari H. Nawawi bin H. Abdul Hamid Negara. Sejak di bangku Madrasah
Ibtida'iyah bercita- cita ingin menjadi muballigh, Haderanie kecil telaten
mempelajari ilmu agama dari ibunya, lalu julak galuh (saudara ibu) yang
diperistri keturunan kelima Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. sewaktu duduk di
Sek. Men. Islam Pertama, beliau mengikuti juga Pendidikan Kilat Muballigh yang
dipimpin KH Asnawi Hadisiswoyo ( yang saat itu menjabat sebagai Kepala KUA
Kalimantan 1950), Beliau direkomendasikan Tuan Guru Haji Suriansyah untuk mengikuti
pendidikan diKulliyah Muballighin diSemarang, Jawa Tengah. Selanjutnya, beliau
berguru antara lain kepada KH Zainal Ilmi (Martapura), KH Hanafi Gobet
(Banjarmasin), dan KH Abdussamad (Alabio). selanjutnya meneruskan pendidikan
pada Madrasah Muballighin dan Kulliyah Muballighin di Semarang, dengan Prof. KH
Saifudin Zuchri. Beliau seangkatan dengan KH Musta'in Ramli dan KH Najib Wahab
Hasbullah (Rois Awwal Syuriyah NU pusat) Beliau Penganut Tarekat Syazaliyah
(Syekh Abu Hasan Al-Syazily) ini mengikuti talkin dzikir Syekh Abu Alawi Abdul Hamid
Alawi Al-Kaff (Mekah) yang kemudian diturunkan kepada sembilan muridnya di Palangkaraya.
Tahun 1955, Haderanie bersama Usman Rafiq, Mawardi Yasin, Tarmizi, dan Gusti
Muhammad Yusuf membangun organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Muara Teweh,
Barito. Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NU Kalimantan Tengah sejak
berdiri hingga tahun 2005 ini juga anggota Mustasyar Pengurus Besar (PB) NU
periode 1999-2004. Ketika berusia 23 tahun, Dalam pemerintahan menjabat ketua
DPRD tk. II Barito, Wk. Ketua Dewan Pemerintahan Kab. Barito, sebelum
terbaginya Kalimantan menjadi 4 Propinsi-(U.U 27/59). Tahun 1967 di angkat
sebagai anggota Badan Pemerintahan harian tk. I Kalimantan Tengah, dengan tugas
membantu Gubernur, sampai akhir masa jabatan tahun 1972 Beliau Menikahi Mastian
Ruslin binti Asran bin Ahmad, suami istri ini dikarunia sembilan anak, yaitu
Ashary, Astuti Rahmi, Madurasmi, Murniwati, Asrarul Haq, Asmarani, Asyraful
Auliya, Asyiah Arrani (meninggal dunia), dan Kumala Sari. Sep 18, 2012
Sebagai Guru, beliau pernah sebagai
tenaga pengajar pada SMEP Neg dan SMA negeri di Muara Teweh, beliau mengajar
Bhs Inggris dan Tata Buku, juga pernah menjadi dosen agama Islam di Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Antasari Cabang Palangkaraya ini mengajar tauhid dan tasawuf
Sebagai Pendakwah beliau memimpin pengajian khusus tauhid dan Tassawuf di
Banjarmasin (1966 - 1967), di Palangka raya, Muara Teweh sampai pelosok2
pedalaman Barito Utara, terutama di daerah Puruk Cahu (sekarang menjadi
Kabupaten Murung Raya) dan juga Surabaya. Tercatat ribuan jumlah pengikut Pengajian khusus Beliau, tahun 1955 aktif dalam Partai Politik NU,
Tahun 1972 pindah dan bermukim di Surabaya dan selama bermukin di sana Beliau
tetap mengajar tauhid dan tasawuf dan menulis dan menerbitkan beberapa buku
antara lain :
- Ma’rifat,
Musyahadah,
Mukasyafah, dan Mahabbah ( 4M )
- Asmaul Husna
- Permata Yang Indah (terjemahan Ad-Durr
An-Nafis : karya Syeikh Muhammad
Nafis Al-Banjari)
- Maut & Dialog Suci
(terjemahan Mukhtashar At- Tadzkira karya Imam Qurthubi)
Beliau meninggal dunia hari Ahad, 28-12-2008 pukul 18.35 WITA atau 17.35 WIB di
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, Beliau dikebumikan di Kompleks
Makam Muslimin Jl Tjilik Riwut Km 2,5, Palangkaraya. Jabatan Terakhir beliau
adalah Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalimantan Tengah
dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Tengah periode
1992-2008......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar